Rabu, 23 Maret 2022

Putri Raja yang Malang

 PUTRI DYAH PITALOKA ( CITRARESMI )


Ilustrasi putri dyah pitaloka


Pasti kita pernah berpikir, kenapa yah mojang atau gadis-gadis Bandung cantik nan rupawan?.

Ternyata kecantikan para cewek-cewek Bandung ini merupakan warisan masa lalu dari Puteri Raja Pajajaran/Sunda Dyah Pitaloka Citraresmi.

Kecantikan Dyah Pitaloka Citraresmi Menitis Pada Cewek-cewek Bandung

Menilik sejarah tepatnya pada masa Hindu-Buddha di Nusantara (Indonesia) adalah seorang Puteri dari kerajaan Padjajajaran (Prabu Lingga Bhuwana). Nama Putri cantik nan jelita ini adalah Puteri Dyah Pitaloka Citraresmi, dia adalah gadis bangsawan yang luar biasa kecantikan dan jelitanya, disamping itu Putri Raja ini juga katanya punya inner beauty atau pamor sebagai titisan sang dewi untuk menurunkan Pemimpin di Nusantara ini.

Atas dasar itulah maka raja Majapahit Hayam Wuruk ingin mempersuntingnya sebagai istri dan melahirkan anak-anak yang akan meneruskan Kepemimpinan kerajaan Nusantara Terbesar kala itu, kerajaan Majapahit. Namun karena adanya “salah paham” antara Patih Gajah Mada dengan Rombongan Dari kerajaan Padjajaran, maka akhirnya terjadilah peristiwa Bubat yang tragis, pada perisitiwa Bubat ini raja dari Sunda dan pengikutnya tewas mengenaskan di bantai para ksatria Majapahit. Sang Putri sendiri tidak dibunuh, Dyah Pitaloka kemudian dibawah ke istana Majapahit, namun tidak lama setelah itu, Putri cantik nana jelita ini tewas bunuh diri di Majapahit, Kisah ini dapat dibaca pada kitab Pararaton.

Dyah Pitaloka dilahirkan pada tahun 1340 masehi dan meninggal pada tahun 1357 Masehi. kecantikan putri raja sunda ini sampai saat ini dapat dilihat pada gadis-gadis Bandung dan sekitarnya.

Bila anda penesaran ingin melihat atau berjiarah ke makam ( tempat di kuburnya abu jenazah sang putri ), silahkan berkunjung ke situs astana gede kawali.


ini foto ilustrasi, bukan gambar asli putri dyah pitaloka. hehe

Minggu, 30 November 2014

Prasati kawali

Prasasti ini pertamakali ditemukan pada masa Thomas Stamford Raffles (1811-1816), terbukti disebut-sebut dalam bukunya History of Java. Namun, prasasti itu baru dibaca secara serius oleh Friederich pada tahun 1855. Selanjutnya prasasti dibaca ulang oleh K.F. Holle, pada tahun 1867 dan terakhir J Noorduijn pada tahun 1988. Dua orang filolog Indonesia yang juga membaca ulang prasasti ini adalah Saleh Danasasmita (1984) dan Atja (1990). Prasasti ke-enam ditemukan tahun 1995 oleh Juru Pelihara Astana Gede bernama Sopar

PRASATI II
PRASASTI II
PRASASTI I
PRASASTI I
PRASASTI TEMPAT PENOBATAN RAJA
PRASASTI BATU TAPAK
PRASASTI BATU TAPAK
PRASASTI TEMPAT PENOBATAN RAJA
PRASASTI PERINGATAN JANGAN BERJUDI

Rabu, 25 September 2013

TEMPAT DI SEMAYAMKANYA PARA KORBAN PERANG BUBAT

TEMPAT PENYIMPANAN ABU JENAZAH PRAMESWARI DEWI LARALINSING


TEMPAT PENYIMPANAN ABU JENAZAH PRAMESWARI DEWI LARALINSING


TEMPAT PENYIMPANAN ABU JENAZAH MAHA PRABU LINNGA BUANA

TEMPAT PENYIMPANAN ABU JENAZAH MAHA PRABU LINNGA BUANA





TEMPAT PENYIMPANAN ABU JENAZAH PUTRI DYAH PITALOKA

TEMPAT PENYIMPANAN ABU JENAZAH PUTRI DYAH PITALOKA